regretting

10.51.00


 Masjid Universitas Indonesia, pic by Fauzan Helmi


Baru saja melihat beberapa foto teman lama di facebook. Terlintas pikiran-pikiran aneh datang. 
Do I regret of being me, right now?
Banyak mimpi yang aku sisihkan, figur yang sudah aku hapus namanya dari memori, prasangka orang sekitar yang sering sekali menyayat hati.

Do I regret?
Sekon pertama aku mulai berjalan, aku sudah dinasehati oleh wanita yang paling aku cintai, bahwa... it's never gonna be easy for me.
Aku, yang masih begitu manja ini, harus sudah sering menerima praduga buruk orang. Harus berlapang dada menerima benturan pemikiran yang terjadi di sana sini.
Aku, harus berjuang menahan diri walaupun aku bisa, dengan banyak hal yang aku jalani: mengajar, ikut kepanitiaan, menjadi seorang kepala departemen muslimah center, menjadi bagian dari tim riset di kampus, berdagang, dan lain-lain.

Do I regret?
Kadang kala, aku masih sama seperti dulu. Mimpiku besar, melambung bagai roket menuju angkasa. 
Masih tetap ingin bekerja di Microsoft! Let's give me some laughs.

Do I regret of being me, right now?
I do not.
I also did not.
And hopefully will not.

Apa yang aku pegang teguh sekarang, sungguh tidak pernah membuatku menyesal. 
Ini mendewasakan aku. 
Bukan berarti, mimpiku berhenti sampai disini. Bukan berarti pula, aku hanya duduk diam dan mencoba melupakan keinginan untuk membahagiakan orang tua.

I have an old mission, plus the brand new one. With a different way to go.
I got the map, all I should do is trying to go to the final zone.
It will also be happier if I don't go alone.


I see the gate, do you?





You Might Also Like

0 komentar

Subscribe