When Stranger goes to Universitas Indonesia

09.25.00



Hi.
Entah kenapa inspirasi untuk nulis post ini datang begitu saja saat gue baru menyelesaikan salah satu proposal kajian islam ilmiah dari FKI UI.

Gue sering banget ditanya sama adik-adik gimana rasanya kuliah di Universitas Indonesia dan being a stranger there. Dan apakah UI recommended untuk jadi kampus impian para tholibatul 'ilm? Well, here is my answer.

Disclaimer: gue tidak mendiskripsikan gue sebagai stranger, I am really far from the definition of stranger itself. Well, gue mau menekankan bahwa apa yang gue bahas dibawah ini pure dari sudut pandang gue dan pengalaman-pengalaman yang gue alami. Apa yang salah itu datangnya dari Khoirunnida.

Before UI happens

Ada beberapa background seseorang yang bermanhaj salaf belajar di UI, diantaranya:

  1. Orang tua juga bermanhaj salaf dan sangat mendukung anaknya kuliah di UI; I have nothing to say about this. Masya Allah
  2. Mahasiswa mendapat hidayah saat kuliah di UI; Tiati aja paling lo dibilang ikut NII. Satu kata: SELOW. 
  3. Orang tua tidak bermanhaj salaf dan menyuruh anaknya kuliah di UI; Kalo lo dalam situasi seperti ini, well I have some advices below

First step, define your objective first.

Di semua hal yang kita lakukan di muka bumi ini harus punya tujuan dong, ya. Lo mau tidur siang ya tujuannya apa? Untuk ibadah? Untuk menghilangkan ngantuk? Untuk menghabiskan waktu? Apalagi kuliah. Cek dulu tujuan lo apa. Apakah lo mau kuliah buat menyenangkan hati orang tua saja? Untuk jadi cendekiawan muslim? Biar keren? Yang paling oke ya lo bertujuan kuliah untuk beribadah, dong.

Gue ngerti lo mungkin ngerasa bahwa diri lo nggak akan kuat kuliah di UI dengan segala macam pemikiran yang ada di dalamnya. Tapi kalo dengan lo nolak mentah-mentah permintaan orang tua lo supaya lo kuliah di UI akan berakibat fatal bagi hubungan lo dengan ortu....... gue sih nyaranin lo nurut aja. Sabar aja dulu.

Second step, know your self!

Universitas Indonesia is really a representative of Indonesia. You will meet people from different ideology here, different social background, different logic, even different sexual orientation. I am not going to scare you. But this is a fact. In order not to carried out by syubhat here, you have to set your limit. And it is only can be done by knowing your self first.  If you do not set the limit from the very first beginning, either lo bakalan kebawa arus atau lo bakalan tersiksa sendirian. Gitu. Dengan lo tau diri lo kayak apa, lo bakalan ngerti apa aja yang bisa lo ikuti dan yang tidak selama kuliah di UI. hehee...


When UI happens

Ketika udah jadi mahasiswi UI, sebenarnya sama aja loh kayak lo bergaul dengan lingkungan sekitar. Tapi ada beberapa tips and trick dari gue nih:

Tips 1: Do not think that because you are a stranger, people don't wanna be your friends.

Ih, sesat pikir banget loh ini.... Nggak ada hubungannya sama sekali. Gue mau nanya deh, lo tuh ngerasa gitu kenapa sih? karena pakaian lo beda? karena jilbaab lo sekaki? karena lo nggak mau ngasih ucapan ultah ke temen lo yang ulang tahun? Dear girls, itu cuma pikiran lo doang, kok. Orang-orang akan ngerti dengan pemahaman yang lo punya. Kalo lo menunjukkan akhlaq yang bagus, orang pasti senang deh ada di sekitar lo. Jadi lo nggak boleh tertutup. Lo harus punya teman! Karena jika lo tertutup, itu bakalan bikin lo stress doang. Serius. 

Yap, mungkin bakalan ada orang yang sebal sama lo karena suatu sikap yang lo ambil based on your manhaj, tapi that doesn't mean everyone does the same. Gue pernah kok dijauhin temen karena gue bilang ke dia kalo melakukan something is forbidden. But guess what? Gue punya lebih banyak teman yang ngertiin gue, for who I am. Mereka bahkan sering nanya kenapa gue nggak pernah ngucapin ultah, niqaab itu apa, gue ngaji dimana, dll.

People will love you for who you are. Believe that :) 

Tips 2: Stick to your bestfriends in deen.

Lo tetap harus punya sahabat yang bermanhaj sama. Kalo bisa dia satu fakultas sama lo gitu, sih.... Jadi lo bisa curhat ke mereka tentang kegalauan lo tentang suatu hal yang related to deen. Ibaratnya, mereka akan jadi orang pertama yang kasih lo advice masalah kuliah yang berhubungan sama manhaj ini. Tapi kalo emang gak satu kampus juga nggapapa sih, gue juga punya sahabat yang beda kampus tapi kalo gue lagi galau banget ya curhatnya ke dia. And guess what, bestfriends don't judge you, they give advice :)

Tahun pertama di UI gue ngerasa sendirian karena gada teman sefakultas yang nampaknya se-pemahaman dengan gue. Pas semester 2 awal, gue dan seorang teman yang "atasan" gue di Lembaga Dakwah Fakultas (sebut saja Kak Mawar) ke MUI bareng gitu kan. Terus somehow kami ngomongin FKI UI, waah langsung deg-degan kaan jangan-jangan gue ketauan dan dijudge atau gimana hehe. But then I admitted it, and guess what... Mawar admitted that She and her family also bermanhaj salaf. Gue langsung nangis right at that time and place. Sejak saat itu kami deket banget sampai sekarang... She is like my big sister. Luvv you, Kakak :-)

Tips 3: Find your community

Gunanya apa, sih? Sharing ilmu baru, sharing jadwal kajian, ngumpul bareng, ngaji bareng, dll. Di UI ada komunitasnya loh namanya Forum Kajian dan Islam Universitas Indonesia a.k.a FKI UI, yang juga terkenal dengan nama gaulnya Hijab Biru. Asal mula hijab biru ini sebenarnya karena dulu warna kain yang digunakan sebagai pembatas saat ngaji adalah biru. Jadilah Hijab Biru. Tapi sekarang kalo ngaji kami pakai hijaab kayu kok, letak pengajiannya di Selasar Selatan. Jadwal ngaji seminggu 2-3 kali gitu informasinya ada di group whatsapp :)

Tips 4: Do not think negative

Wah ini dia nih. Kadang kita nge-judge teman tanpa ngeliat diri sendiri gimana, hehee. Misal: 
Wah fulan sekarang jadi ketua XXX di fakultasnya, pastilah ia terkena fitnah tahta.
Hmm kok fulanah jilbabnya sesiku doang padahal dulunya ia sering pake yang all black sampe se-kaki-kaki
Wah si fulanah lagi magang di tempat periklanan. Nampak sudah hakikatnya. 
Wah si fulan udah jarang ngaji di tempat kita nih.... udah terkena syubhat rupanya

Girls, stop thinking negative. Usir deh tuh pikiran negative jauh-jauh. We don't step in their shoes, right? Gausah ngejudge. Kalo emang ngerasa teman, ya ajak ngobrol dong. Tanyain kenapa dia nggak ngaji lagi. Gausah berspekulasi. Doain. Harusnya sama sodara sendiri mah atuh dikasih pikiran positif merekanya. Bisa aja Fulan punya misi tersendiri loh, yaitu untuk menegakkan syariat Islam di fakultasnya. Atau si Fulanah bisa aja emaknya murka kalo dia ketauan pake jilbab sekaki, dst. Nid, jangan curhat.

Tips 5: Organization? Other communities? Why not?

Kalo lo udah tau limit lo sampe mana, ya atur aja. Tapi gue saranin sih amannya lo ikutan LD atau LDF aja gitu, supaya ga banyak yang campur baur ya pilih departemen kemuslimahan. Pengalaman dari diri sendiri, sih. Ohya kalo misalkan lo kayak gue yang suka bandel, I warn you from the very beginning aja nih ya: lo akan menemukan situasi yang sangat bertentangan dengan pemahaman lo dimana lo kapok parah. Kasus yang terjadi di gue itu saat kemarin gue datang ke suatu meetup tentang marketing, eh isinya orang minum beer everywhere depan mata gue. Hayati gakuat!!!! Terus kapok dan janji akan picky untuk masalah meetup. Huuu.

Nah di LD atau LDF juga pastinya akan ada hal-hal yang beda, basically emang karena pemahamannya beda kan? hehee. Jadi ya enjoy aja... Lo nggak harus ikutin semuanya kok. Jadi batu aja..... :P

Tips 6: Do not forget to come to raudhatul jannah!

Kalo lo anak rantau, jangan khawatir, di UI dan sekitarnya banyak majelis ta'lim. Asal lo niat ya pasti bisa. Jangan lupa buat dateng ngaji, sih... Penting banget. Ada yang ngaji kitab, ada yang kajian tematik. Ya ikutin aja. Kalo emang jadwal lo padat banget, lo download aja tuh kajian-kajian di kajian.net, atau kajian kitab-kitab yang diadain asatidz juga banyak rekamannya. yufid-ing aja. Takut kuota internet abis? Girls, ke Fasilkom aja numpang download sepuasnya. hehee. Contact me aja ntar gue temenin kalo gue lagi lowong (sok sibuk). Tapi jangan lupa untuk tetep duduk di taman-taman syurga, ya!

Tips 7: Be smart

Belajar yang benar ya, dek. Jangan bolos. Jangan kayak diri ini heheee. Jadilah muslimah yang pintar akademis, muslimah yang bisa merepresentasikan how Islam teaches you to be good. Belajar bareng teman, pinjam buku di perpus, di kelas jangan bobo. Bisa aja orang jadi mikir like "Ih Masya Allah ya dia tetep pintar padahal ngaji mulu, jadi mau ngaji juga sama dia". Gak dikit loh orang yang gue kenal jago fiqh, bahasa arab, islamic finance, dan dia jadi asdos juga di fakultasnya. Waah... masya Allah deh.

Tips 8: Remember Allah.

Most important. Dalam situasi apapun, dimanapun, kapanpun, ingatlah Allah. Ini akan menghilangkan segala sayatan dan luka yang ada di hati lo saat lo memegang teguh bara api. Remember Him, Allah Jalla Jalaluhu.

After UI happens

Belum tau, gue kan masih mahasiswi. Heheeee.

Jadi kesimpulannya, UI recommended untuk kalian atau tidak itu depends on how you see, how you act, and how you manage your life here :-)
It is a wrap! Sekian tulisan dari gue. Gue bukanlah stranger seperti kalian yang bayangkan. By reading my posts on this blog, you will know who I really am. Gue mungkin terlalu gaul, limitless, or whatever you name it, but I am just trying to comfort my friends in deen who think that they are alone when they are not.
Yang salah itu datangnya dari gue. Correct me if I am wrong by giving comment below this post. 
Kepal jari jadi tinju! UI UI kampusku! Bersatu almamaterku, UI!

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe