People We Didn't Know
09.04.00
Akhir-akhir ini banyak foto
seorang kakek yang bekerja sebagai badut berkeliaran di timeline Facebook gue.
Ada dua berita mengenai hal ini, yaitu: how we should help him, and the fact
that he actually is rich but pretending to be poor.
Well, khoirun tidak akan
membahas mana berita yang benar. Selain karena emang gue gatau how to prove the
right news, that doesn’t count as my concern sebenarnya.
I just want to talk about the people we didn’t know before.
Alasan gue nulis opini ini
sebenarnya simple, Gue itu soft-hearted-nya terlalu berlebihan. You know, gue
bisa langsung nangis ngeliat anak kecil di jalanan yang dekil, bahkan gue bisa
kepikiran sampe seterusnya dan seterusnya.
The people I didn’t know before can actually affect me much, emotionally.
Tadi, gue ketemu sama anak
kecil di daerah cempaka putih. Gue lagi mau beli makanan buat buka puasa,
pulang kerja praktik. Dan pas gue liat anak kecil yang polos duduk di pinggir
jalan dengan bawa karung untuk mengumpulkan
sampah, disitulah gue merasa gagal sebagai manusia.
How can I be this selfish? Gimana ceritanya khoirun bisa senang dengan prestasi yang didapat kalo masih aja ada anak kecil yang gak sekolah? Gimana bisa lo bahagia kerja praktik dengan upah fancy tiap harinya kalo di luar sana aja orang banyak yang gak bisa makan?
Okay, back to the topic.
Fenomena munculnya foto-foto
orang tua yang sedang berjualan di Facebook lagi marak-maraknya, ya.. Banyak
caption yang bilang bahwa kita harus bantuin mereka. Walaupun pada saat kita
gak butuh barang dagangan mereka, harusnya kita beli aja… They need it like
seriously. Tapi, ada juga yang bilang kalo kita seharusnya nggak membiasakan
hal itu ke orang-orang tersebut, nanti mereka jadi punya mindset meminta-minta
dibalik dagang.
Well, here is my opinion
about that:
(PS I am not gonna attach any quran verse nor hadith because I have no enough ilm to do so. I am afraid if I attach one that I know, the interpretation is different)
We really should help them!
It’s our obligation to help others who need, right? They do even work to have
money. We just really gotta appreciate them by giving some of our earning, and
it’s not a big amount okay. Seberapa susah sih kita bantu beli barang yang
mereka jual? Tambahin seribu dua ribu dikiiit aja gapapa, kan? Atau kalo gak
mau nambahin, ya beli sesuai harganya juga gapapa banget itu juga udah
ngebantu..
Imagine you have a dad or
mom struggling like that. Imagine how
FANCY your life has become, how you eat good foods, buy good things, etc.
Imagine how they don’t even have good money to EAT, to pay their children’s
school fees.
You…. You really need to use
your heart. That’s all.
Ada beberapa issue mengenai
hal ini, sih, diantaranya:
“Buang-buang duit kali
belanja hal yang sebenarnya nggak kita mau”
In my honest opinion, it’s not
a waste of anything to buy goods from them. Apaan sih yang mereka jual? Mobil?
Rumah? Kan enggak.. Mereka paling
jualannya sayur, tissue, makanan ringan, es, dan hal sejenis. And you just need
to spend some money that you think appropriate for your own good and theirs. Kalo
misalkan lo mahasiswa, dan ada kakek-kakek yang jualan lemari keliling terus lo
mau bantu tapi gak punya duit, well lo
gak harus ngorbanin uang kuliah lo, kok. Lo hanya perlu sedekah aja kalo
situasinya seperti itu. Disamping itu, sebenarnya lo tetap bisa memanfaatkan
barang yang lo beli untuk kebutuhan lo sehari-hari. Mungkin bukan saat itu, but
tomorrow you may need it.
Guys, kalo itung-itungan
mulu buat bantuin orang mah syusyah atuh.
“Mindset mereka entar
berubah jadi pengemis dibalik dagangannya”
Gini, lo gak tiap hari
ketemu mereka, kan? Kalo enggak, ya bantu beli aja atuh, kalo bisa tambahin
dikit... Toh besok juga belom tentu lo ketemu. Kalo lo ketemu tiap hari, ya
udah belinya sesuai harga aja. Atau gausah tiap hari, 2 hari sekali. Dan berdoa
biar ada orang lain yang beli dagangan Bapak itu juga. Insya Allah, jika kita
niatnya baik dan berdoa agar si pedagang tidak dibelokkan niatnya, Allah pasti
tetap ngejaga niat si pedagang untuk jualan aja, kok.
Ohya guys, don’t forget that
they also have a chance to be beggar, but they choose not to be.
“Kebanyakan yang kayak gitu,
gue gak sanggup”
I don’t even ask you to buy
goods from them all. BHAY.
We can't help everyone, but everyone can help someone. Deal?
Ada beberapa tips dari gue
mengenai hal ini juga. Here they are:
First, hal yang harus kita
lakukan ketika ada orang yang ngeshare foto-foto tersebut adalah jangan
judgemental! Please deh buang tuh jauh-jauh pikiran negative kita yang mikir “ah
dia ngeshare ginian mau disebut hero apa gimana ya”. Atau bahkan, do not let
our mind to think that the status doesn’t affect anything and the post’s author
is just wasting his/her time. Kita nggak tau kan, diluar sana ada orang yang
terketuk hatinya untuk ngebantu saat baca post itu. T Yup, Usahakanlah untuk beripikir
positif, orang yang negshare foto tersebut bertujuan baik, lho. Agar kamu punya
jalan untuk bantuin orang lain, dan orang lain dapat terbantu. hose oldies on the photos are the people We didn't know, right? Setelah tau, yaa jadinya kan bisa ngebuka pikiran kita gitu kan. Okay?
Second, Crosscheck sebisa
mungkin. Ya mungkin saja berita tersebut salah dan jadi mencemarkan nama baik
orang yang difoto. Tapi entah kenapa, sejauh ini gue selalu share aja karena
yaa… takutnya jadi keribetan crosscheck sampai lupa bantuin orang. Tapi jika
teman-teman tidak pelupa seperti gue, bisa lah message si yang punya FB. Atau
kalo mau cepat, baca komentar-komentar di foto tersebut saja, biasanya ada
perkataan orang lain yang menunjukkan kalo itu benar ataupun salah.
Third, Just do it!
Ini yang paling penting,
guys. Lurusin niat, ayo kita kurangi belanja belanji di supermarket. Belanjanya
di pasar biasa aja, itung-itung ngebantu rakyat kalangan bawah, kan. Ekonomi
kerakyatan, niy. Bahkan ekonomi syariah ngajarin untuk begini, kan. Hihihi.
Ohya, ada fulanah yang punya
trik untuk punya “tabungan akhirat”. So, misalkan uang jajan dia sehari 30ribu.
Nah dia punya 10 ribu di dompetnya yang bentuknya pecahan seribuan untuk
kemudian digunakan jika ketemu orang-orang yang membutuhkan. Masa buat nikah
aja lo nabung, buat akhirat engga. Capek, deh………………
The number doesn’t matter,
niat dan kontinuitasnya yang penting, okay!
Terus kalo kamu mau ngeshare
foto pedagang itu ke social media, menurut gue sih gapapa. Bantu promote
dagangan mereka, kan? The power of social media marketing gitu, loh!
Last words,
When you spend money to help those who need, remember this thing:
you help them for worldly (living) matter. While they, the people We didn’t know before, actually are the one who help you for akhirat matter.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ…“Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Dan barangsiapa yang memudahkan kesulitan orang yang dililit hutang, Allah akan memudahkan atasnya di dunia dan akhirat ” (HR. Muslim no. 2699).
XoXo,
Nido yang lagi iseng
0 komentar