A Milan inside of us

07.38.00





Ciao!
Alhamdulillaah it's friday heheheee bisa bernapas lega sebentar dengan hectic-nya UTS: Ujian Tetap Selow. Tadinya sih niat mau ngelanjutin post tentang incredible experience series, tapi pas lagi buka Facebook tiba-tiba menemukan status seorang teman milanisti gue yang sekarang berubah jadi: married with blabla.

I mean, like, gue bahkan baru selesai UTS human resource management yang bikin jari tangan gue nggak berasa lagi saking ngebut nulis dalam waktu 2 jam.
Disini gue nggak mau ngebahas marriage, ya. Itu mah basi banget ah diomongin sama ciwi-ciwi semester atas yang udah gakuat kuliah lagi.

I wanna talk about AC Milan, my former club.
It feels like yesterday gue baru ngomongin Milan sama orang itu soalnya. Terus semenjak gue berubah from ordinary human to batman's wife, gue kehilangan kontak dengan dia dan tiba-tiba ada kabar gitu kan jadi bahagia.

Gue akan membuat menjawab pertanyaan yang mungkin terlintas di benak kalian, atau mungkin tidak sama sekali. Biarin gak ada yang nanya, sih, yang penting gue cerita! :P

Sejak kapan suka AC Milan?
Sejak pertama kali tau Dida di World Cup 2002, umur gue sekitar 2 tahun lah waktu itu. Hahaha yakali, saat itu gue berumur 8 tahun. Dan pertama kali gue tau dia itu dari teman gue di SD yang bilang:

Nida nida, lihat deh, ini keeper namanya Dida.

And I finally was like: "wow... that name sounds good. it fits to my name". Ya namanya juga bocah.
Dan semenjak itu, entah gimana ceritanya, bahkan gue gatau, akhirnya gue mengikuti dunia persepakbolaan, dan ditambah Ayah juga milanisti, jadi lah gue seorang milanisti, dulu.

Kenapa suka AC Milan?
They are really cool. Pas zaman-zamannya gue suka Milan itu mereka emang lagi on fire banget. Terus pemain top semua, bayangin ya, Maldini, Cafu, Dida, Kaka, Inzaghi, Gattuso, Zambrotta, Kaka khaladze, de el el. Jujur gue lupa dan itu yang gue sebutin ngacak banget asli. Terus gue juga ngerasa mereka tuh  kekeluargaannya erat. Kalo kata Milanisti Indonesia: we're closer than brothers. LOL! This is super cheesy, and I hate to admit it.

Siapa pemain fave di AC Milan?
Dida and Kaka, of course. Kegigihan gue untuk memberikan nama Dida ke adik sepupu ditolak oleh ibu dan abi-nya. Ya iya lah, yang punya anak siapa, yang ngotot siapa...  Anak itu kini bernama Danish, hahaha. Tapi walaupun begitu, I will name my son Dida, like for sure, insya Allaah. Everyone must agree. I have to make a contract for this  kayaknya biar gak ada yang protes tengah jalan, huh.

Anyway kenapa Kaka? Dia itu childhood's crush gue hahahahah :--)

Sejauh apa suka AC Milan?
Jauh nggak ya...... I'm not going to tell the details here, only particular people may know how far I was into AC Milan. Intinya, I joined Milanisti Indonesia, and...



let you think the rest.


Apa yang tersisa dari AC Milan di hidupmu saat ini?
Barang-barang penting saat menjadi milanisti: Converse belel warna merah yang pas nemu warna itu langsung aw aw, Balon merah-hitam saat ketemu Baresi, struk indomaret bandara saat nungguin Dida datang ke Jakarta, bla bla bla. Hahaha.
Nope, it is the experience of being a milanisti. It can not be separated from me.


Apakah ada keinginan untuk jadi Milanisti lagi?
one hundred percent nope.
 But yeah, there is always a Milan inside of us. 

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe