My only hope: Allah.

01.48.00






Hi,

gue baru saja pulang dari kampus setelah mengikuti rangkaian acara wisuda dan ketemu dosen. entah kenapa hari ini gue merasa sedih. pertama, karena beberapa teman dekat gue sudah wisuda... sedih nggak ngampus bareng mereka lagi. kedua, karena tadi pas wisuda gue melihat salah satu teman yang menurut gue aqidahnya bagus dan cukup berilmu, tiba-tiba dia salaman sama cewek.

WHY ON EARTH.
Gue sedih bukan karena gue suka atau gimana. Tapi ini sedihnya lebih ke kecewa aja, gitu. Kok dia gitu :"( Dia yang udah ngaji ini itu, dia yang sering gue tanyain masalah agama, lah kok tiba-tiba salaman sama cewek?! Astaghfirulloh. Ya kalo misalnya di tempat yang jauh dari orang yang ga dikenal, mungkin commit sin itu lebih gampang. Tapi, ini di tempat umum, depan mata gw yang dia tau gw sering nanya masalah agama sama dia. Ga boong, ini beneran sedih pake banget.

But then, again....
gue lebih sedih lagi karena gue sulit memberikan excuse kepada dia, padahal dia sodara seiman gue. padahal, harusnya gue positive thinking, bukan negative thinking kaya gini. Astaghfirulloh, nida juga banyak dosa kali, nid. Bahkan lebih parah.

Gue sempet kepikiran kalimat yang sering banget dilontarkan seseorang ke gue: nida, kamu tuh jangan ngira orang di luar sana baik-baik semua kaya kamu.. kalo kamu mikir gitu, kamu bodoh namanya. jangan mikir gitu, jangan cuma karena dari luarnya dia keliatan baik berarti dalamnya juga baik. manusia mah sama aja, makanya gausah sok-sok terlalu baik jadi orang.

Kadang gue mikir, iya juga yah.....
lah kenapa gue harus sekuat tenaga dan jiwa raga untuk jadi baik? Toh kebanyakan orang di luar sana yang keliatan baik juga aslinya gak baik.
But, that thought is so wrong, in so many levels.
Gue udah menulis sedikit tentang hal ini di post: http://khrnnd.blogspot.co.id/2016/01/night-contemplating-akhirul-zaman.html

Kalo pikiran gue kaya gitu mah, cetek banget atuh... semua ibadah yang gue lakukan juga gak bermakna kalo gitu.
Gue, seharusnya, berusaha sekuat tenaga sampe se-jiwa raga untuk berbuat baik hanya karena Alloh. Hanya mengharap ridho Ilahi. 
Gue gapeduli orang-orang di luar sana gimana, gue ga peduli orang-orang yang melabelkan dirinya sebagai pengikut Rosulullah bertindak apa, yang gue jadiin panutan hanyalah Qur'an dan Sunnah. Bukan orang-orang itu.

Yang gue harus contoh adalah Rosulullah, Rosul, para nabi, sahabat Rosul, ulama.
Bukan mereka.
Dan, gue berbuat baik bukan berarti hanya karena mengharapkan jodoh yang baik. Wallahi, enggak.
Yaudah kalo misalnya mas-mas PhD (ini bukan merujuk ke orang yg gw ceritain di atas) di luar sana lagi ngapain gitu sama cewek lain, yaudah.
Nida hidup bukan untuk mas-mas PhD, tapi nida hidup untuk Alloh.
Ya walopun nida juga berharap, kalo nidanya udah ignore 99% of guys who talk to me, ya mas-mas PhD juga jangan tepe-tepe sama orang, dong.............. *nangis bagian sekian*

Gada yang tau perjalanan hidup nida akan gimana.
Untuk itu, nida gamau dangkal dalam berharap. Nida gamau berharap masalah duniawi aja. Tapi yang paling penting, akhirat....... 
Nida yang penuh dosa ini cuma berharap ridho Allah... berharap Alloh mau mengampuni semua dosa nida yang kalo disusun pasti udah melebihi gunung everest dan baunya udah busuk lebih dari bangkai

Semoga Alloh menguatkan nida dan kalian semua untuk berhenti berharap dari manusia.............. siapapun itu..... apapun bentuknya.
Semoga Alloh mengampuni nida dan kalian semua, aamiin,

Segitu aja curhatan gue sore ini. 
Akhirul kalam, 
mengutip dari pertanyaan teman gue, "nid lo lagi kenapa sih?! kok lo kaya lagi bener banget gitu?? tumben."




"O Allah, verily I have reached the evening and testify on You, 
the angels who bear Your 'arsh, all of Your angels and all of Your creation, 
(to witness) that You are Allah, no deity has the right to be worshipped except You, You alone, without partner and verily Muhammad is Your servant and Messenger."


فلا تعصي إلهك وأطعه
دواما علّ تحظى بالقبول


Love,
خير

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe