April 2016 - Nidi's online diary.

In life and dreams,

What I do when I turn anti-social

, by Khoirunnida

In life and dreams,

Dua Hari Pertama

Saya-ketinggalan-rombongan-kondangan-ustadzah-Een-ke-Tasik. IN WHICH I HAVE BEEN WAITING FOR WEEKS. Kenapa sih saya harus sebodoh ini? Period cramps, terus nangis, terus ketiduran, terus bablas. Gak ngerti kenapa saya bodoh banget. Saya kangen banget dengan teman-teman IQF padahal :'(

Hu hu saya emang suka aneh-aneh kalo lagi period cramps. Adaa aja plan yang gak accomplished. Gak cuma itu, saya juga gak ngerti dengan kebiasaan saya yang sebulan sekali suka masuk goa, gak mau diganggu siapapun. ~~(Hmm habibae is the only exception sih, malah makin childish kayaknya)~~. Iya, sudah 2 hari ini saya gak kemana-mana, gak mau bales message orang juga (ini parah sih), gak mau diganggu, gak mau ketemu orang pokoknya (kalo kondangan padahal mau bangeet). Saya tau apa yang saya lakukan ini salah, tapi.... inner peace saya sebulan sekali memang setipis ini. I don't even feel like I am okay with my self.

Saya selalu ngerasa sakit ba-nget ba-nget di dua hari pertama saya, tiap bulannya. Sakitnya itu cukup untuk membuat saya nangis-nangis bego, jalan sana sini, guling-guling sana sini, tiduran pindah-pindah posisi, dan lain-lain pokoknya. Makanya, saya jarang banget mau diajak keluar rumah di dua hari pertama saya. Kerjaan saya pun gak ada yang kelar, loh, kalo lagi gini.

Saya tau saya gak boleh kasih excuse terlalu banyak hanya karena saya wanita. Tapi, ini beneran sakit, loh!! Terserah sih mau percaya apa nggak, gak peduli. Udah biasa kok diomelin orang dengan kalimat, "jangan menyalahkan hormon.", hu hu hu. Semua perempuan punya siklus mood-nya sendiri, tapi basically, pasti kayak gini:

Catatan, semakin feeler personaliti dari seorang wanita, maka... semakin WOW siklus mood-nya. Pukpuk kalian, deh. Kalo bagi saya, ada part yang unik di siklus mood saya. Jadi, sekitar 5 hari sebelum The Day, saya selalu ngerasa saya jadi rajin ibadah dan jadi lebih aware dengan kematian :'D Apa ini karena pas The Day-nya saya akan ngerasain sakit, ya? haha.

Kadang, saya suka kasian sama habibae nanti. Bisa gak ya dia handle mood saya.........? Hmm itu dia alasan saya kenapa saya lebih prefer ke orang yang lebih tua, karena saya berasumsi pasti dia lebih dewasa, deh. Bisa aja sih sama orang yang seumuran, tapi... saya gak tega aja... soalnya takut entar dianya gak kuat menghadapi saya yang hampir 100% feeler ini :'''D

, by Khoirunnida

In self-reminder,

If I die

, by Khoirunnida

In self-reminder,

Meninggalkan sesuatu karena-Nya

, by Khoirunnida

In beautiful poems-lyrics-and quotes,

Thank you, Lone wolf.

, by Khoirunnida

In skripsi nido,

Writing undergrad thesis - Chapter One

, by Khoirunnida

In life and dreams,

Bye, pills :')

One of many weirdness of my extroversion is,

I always ended up crying if there is any one give me supports by heart.

Now, I am currently crying because a loooot of friends are helping my thesis. Not only that, they give me very supportive words, which really touch my heart.

This reminds me of the old days, when I got a kinda serious disease. I was sooo touched by everyone's concerns... it made me in tears.. really! Even though I am a 100% extroverted girl, when I am feeling down, I always try to get up all alone, simply because I am used to it. I've never expected anyone to care about my self that much. Like, I don't have any real closed friends since I was a child. I am just a people person, I get used to everyone around me, but I don't stick to them. I've never been. So, when I got real problem (i.g kotak nasi not included because it is not a problem), I will solve it alone. Yup, once again, that's kinda why I always get touched by everyone's concerns about my self :'D

After all the dramas happened back in thick time, I finally am free to the pills. I don't have to take any medicine started from today. I am back healthy, insya Allah. Bismillaah!

By this post, I want to personally thank my blog's subscribers! (They name themselves so, LOL). Thank you for listening to my drama at that night, to encourage me going to hospital, to visiting me, to always asking whether I am okay or not, to pray for me, etc. You guys are super cool!

That thick time gave me soooo many moments, including:

I've never been hospitalized before, but when I do, 10 days in a row!
I've never thought I was that sick. At that day, I even still was being a Liaison Officer of an international conference in my campus.
Besides having a real big car accident (check http://khrnnd.blogspot.co.id/2011/06/every-self-will-taste-death.html) , I also feel like that was the moment which death is in front of me. There is one night when I felt like freezing but my body feels so hot outside. I had to get heated by a machine or something like that. So scary!
Have you ever felt like being dizzy when you read one line of a text book? I DID! Couldn't even think something serious
At my first day, I had to stay in hospital 3rd class room because another class' room is full. The dishes given in that class was so.................. eww I don't lie ya, it is just a porridge with no flavor at all :( But when I moved to the 1st class (and then VVIP), the food was sooooo YUMMY! I didn't even think I was hospitalized LOL. The bitter truth.. even money is looked to determine someone's status in a hospital. KE-SEL BA-NGET! SO UNFAIR!!! Kasian kan kalo yang gak punya uang huhuuuu..
I personally think I got malpractice in my first Hospital. That's why I had to be hospitalized for 10 days and then moved to another one.
I shared my bed to my mom when I was in the 1st class. We slept like our casual day in home lol kaki kesana kemari, it made my infusion spilled out sooo badly on the bed!! There were blood too. The nurse panicked and I was like "chill out, ma'am"
I was sooo enough of nurses saying, "why are your blood vessels so thin?"
It was the first time my mom seeing me wearing hijab syar'i se-kaki-kaki hahahahah!!!! And she only reacted like, "so you have jilbab like that ya". If I weren't sick, I'd probably diusir dari rumah ahahhaha.
My college friends keep asking my close friends, "nida sakit apa sih?". HIH kepooo doang kaan peduli engga! (baper) Ask me langsung lah sini :(

The ups and downs in my life have made me nothing but stronger and realize how Allah is The Only One that can help me, afterall.

THANK YOU FOR THE SUPPORTS, EVERYONE!

AND... BYE, PILLS!

, by Khoirunnida

In self-reminder,

Angan-Angan Dusta

"Semoga kruiclsnya ibu dijauhin Alloh dari TV dan youtube yang udah makin gak bener dari hari ke hari" – said Nida, sambil ketawa-ketawa bego nontonin Pewdiepie di youtube.

"Semoga krucilsnya ibu dijauhin Alloh dari musik" – said nida, sambil joget-joget dengerin Foster the People.

"Semoga krucilsnya ibu dimudahkan Alloh untuk bisa jadi hafidz Qur'an, hapal hadits, matan kitab-kitab, dll" – said nida, yang setoran baca qur'an harian aja dipertanyakan.

"Semoga krucilsnya ibu dimudahkan Alloh untuk jadi cendekiawan muslim" – said nida, yang dengerin orang diskusi tentang ilmu pengetahuan aja rasanya udah mau nangis.

Nasehat dari Ustadz Hasan Al-Jaizy di akun FB beliau:

Sekadar mengingatkan, kalau teman-teman ber-euforia dengan berita demi berita di medsos tentang al-Hafizh Musa, namun tidak ada self-development, tidak ada perubahan jadwal menuju kebaikan (hafalan atau pemahaman), dan tetap saja kembali seperti semula, maka sebenarnya teman-teman ini sedang:

PHP-in dirinya sendiri.

Bayangkan saja. Ada orang membohongi dirinya sendiri. Memberi harapan palsu buat dirinya sendiri. Berharap punya anak berprestasi tapi tidak memulai. Ini namanya bukan raja' (harapan) tetapi tamanny (angan-angan belaka). Seperti kata al-Imam al-Mubarakfury dalam Tuhfah al-Ahwadzy, bahwa di antara senjata setan adalah tamanny kadzib (angan-angan dusta).

Angan-angan dusta itu adalah berharap positif tanpa perubahan menuju hal yang positif tersebut.

Coba, berapa kalimat 'Masya Allah' atau 'Subhanallah' yang diucap saat membaca kabar kehebatan dan perjuangan para Syanaqithah dalam menghafal al-Qur'an, hadits dan matan-matan beberapa bulan lalu? Kabar itu sempat booming. Lalu bilang, 'pengen kayak mereka' meski dalam hati. Tapi apa follow-up-nya? Ga ada.

Sekadar kepengen.

Sekadar kepengen itu bukan cita-cita sama sekali. Cuma lipsync sementara karena euforia kabar terkini yang menakjubkan.

Dalam ad-Daa' wa ad-Dawaa', atau al-Jawab al-Kafy, Ibnul Qayyim berkali-kali berlembar-lembar mengingatkan yang intinya berharap (raja') itu harus ada ikhtiyar (usaha) juga. Ga bisa cuma suka doang. Cuma bicara saja. Cuma kagum saja. Hasil sesuai dengan ikhtiyar, dan itu pun semampunya.

Mungkin kita ga bakal bisa hafal satu juz dalam setahun....

Tapi kalau satu ayat sehari saja tidak pernah memulai, yaaa.....

Berita demi berita tentang al-Hafizh Musa itu bukan sekadar supaya antum/antunna merasa senang semata, malu sementara, membanggakannya di depan kelompok lain, membandingkannya dengan pembalap, atau bla bla bla, yang tak mengubah porsi buka medsos yang selama ini: JAUH LEBIH BANYAK dibandingkan membuka al-Qur'an, atau tafsirnya, atau kitab-kitab ilmu.

Justru kabar-kabar indah itu harusnya membuat kita malu. Ya jangan malu sementara saja lalu selesai. Malu yang membuat kita berubah. Yang tadinya suka debat di medsos ya malu. Hafalan atau pemahaman belum seberapa, tapi sudah rajin rutin nambah beban umat. Bukannya mikir sudah hafal berapa, atau sudah faham ayat dan hadits mana, malah mikir bikin status apa buat ngebantah atau nyindir fulan atau kelompok fulan. La haula wa la quwwata illa billah.

Juga, jangan mentang-mentang hafalan sedikit dan ilmu belum seberapa, kita dengan entengnya bilang:

"Jangan sesali kita belum kuasai ilmu ini dan belum hafal itu, tapi sesali kalau kita belum mengamalkan ilmu .... "

Seolah-olah mencari ilmu bukanlah suatu pengamalan ilmu. Mencari ilmu adalah pengamalan ilmu yang besar, ya ikhwah.

Dan membenamkan diri di medsos membaca berita politik, perdebatan antar muslim, atau mengikuti diam-diam akun fulan dan fulan yang sering memanas, malah sangat mungkin merupakan bentuk:

"tidak mengamalkan ilmu"

Sesalilah itu...

Sesalilah juga, bangga akan al-Hafizh, tapi sendirinya tidak mau berubah lebih baik lagi.

Ayo, mari berubah menjadi lebih baik. Anak kecil sudah membuat kita malu. Dan berjalan di tempat bagi seorang muslim sama dengan mundur; karena kita dituntut untuk menjadi lebih baik everyday. Baarakallaahu fikum.

, by Khoirunnida

In life and dreams, list of my life

Reasons to love my self (this week)

, by Khoirunnida

In life and dreams,

Kotak nasi

, by Khoirunnida

In self-reminder,

Tabungan Untuk Akhirat

, by Khoirunnida

In self-reminder,

Biar Susah Sungguh,

, by Khoirunnida

In life and dreams,

Post interview process

, by Khoirunnida

In list of my life,

What makes me happy (this week)

, by Khoirunnida

In life and dreams,

You lose, I win

, by Khoirunnida

In list of my life,

Why I cry (this week)

, by Khoirunnida

In skripsi nido,

It's ok to progress slower

Dua hari kemarin, skripsiku terasa sangaat berat. Bukan hanya karena aku masih harus membagi fokus dengan karya tulis untuk hal lain, namun karena progress skripsiku berjalan sangat lamban. Padahal, alhamdulillah, awalnya lajuku sangat pesat. Model penelitianku sudah jadi lebih dahulu dibandingkan teman-teman yang lain di grup bimbingan. Tapi saat pengumpulan data......... progress-ku seperti kura-kura. Jalannya lambat.

Penelitian ini datang dari kemauanku sendiri. Aku yang mengajukan topik ini ke dosen, aku juga yang mengajukan aplikasi LAPOR! sebagai studi kasusku. Jadi, awalnya aku optimis.. karena aku tau... aku pasti bisa! aku pasti gak akan mengecewakan diri aku dan orang lain, insya Alloh. Tapi, as the time goes by, data aku gitu-gitu aja. Aku baru dapat 34 data, dalam waktu 12 hari!!!!!!!!!!!!!!! Bayangin, 12 hari. Sedangkan teman-temanku datanya udah 200 lebih, bahkan hingga saat ini ada yang 400an sepertinya.

Lalu aku down.

Aku ngerasa aku udah gatau lagi harus gimana. Aku udah baweeel banget nanya-nanya sama pihak LAPOR! mengenai janji mereka yang mau publikasi penelitianku.. tapi kok belom muncul-muncul. Aku bodoh banget, yaiyalaah kan harus nunggu dulu, emangnya kaya akun pribadi bisa langsung published gitu aja. Aku juga sempet mikir, kenapa ya aku pilih aplikasi yang gak famous macam ini?? hiks..

Aku down, sampe nangis-nangis 2 hari.

Aku selalu minta ibuku do'ain, tapi gak pernah ngasih tau masalah yang aku punya. Karena aku gak mau lah nyusahin orang tua aku cuma karena masalah skripsi. Di lab kampus, kerjaanku ya gitu-gitu aja. Kalo ditanya orang, nangis. Pokoknya nangis muluuu deh (pada dasarnya emang gampang nangis dan lagi in a baper week aja).

Dan kemarin, akhirnya aku memutuskan untuk gak boleh gitu terus.

Aku ga boleh nangis mulu tanpa ngapa-ngapain. Alloh mengharuskan kita untuk ikhtiar maksimaaal... Aku harus semangat! Aku yang milih ini semua dari awal. Aku yang niat dari awal mau nulis penelitian, aku yang mau kaya gini. Jadi aku harus tanggung jawab dan menyelesaikan ini semua dengan kerja keras semampu aku.

Akhirnya kemarin, aku mulai mention orang satu-satu yang pernah ngetweet tentang LAPOR! ataupun mention akun LAPOR!. Aku lakuin itu juga di Facebook... aku message satu-satu, aku sapa orangnya satu-satu dengan nama mereka. Alhamdulillah dalam sehari ada 30 orang yang isi, sebuah angka yang mungkin biasa aja bagi orang lain, tapi ...it really means A LOT to me. Terus, alhamdulillah pihak LAPOR! melakukan publikasi kuesioner nida SETIAP HARI di sosial media FB dan Twitter... huhu makasih banyaaak ka Oky dan Ka Ismi!!!

Walaupun sampe sekarang, tetep aja data aku masih jauuuuuuuuh pisan dibandiingkan dengan yang lain, tapi aku bahagiaaaaaaaaaaa banget, beneran. Karena dengan aku nyari tweet/post mereka, aku tuh tau jadinya pendapat/opini warga Indonesia. Dan mereka tuh meni baiiik... aku dibantuin banyak sama mereka, sodara-sodara aku setanah air. Aku malah jadi nangis-nya tuh karena terharu.... mereka balas message aku dengan baik, kasih support, ikutan ngeshare dan lain-lain. Terus, kalo aku liat domisili mereka, beneran mereka tuh bukan dari kota-kota "maju" Indonesia.

Intinya, sekarang aku ngerasa kalo skripsi ini bukan hanya tentang aku dapet data, ngolah data, terus dapat kesimpulan, submit, aku lulus, kelar.

ENGGAK.

Ternyata aku benar-benar ngerasain sendiri bahwa apa yang aku tulis di bagian manfaat penelitian itu adalah sebuah tanggung jawab yang sangat besar. Yang harus beneran aku usahain semaksimal mungkin. Banyak sodara-sodara aku yang menaruh harapan besar kepada LAPOR!, mereka mengadukan tentang gaji, pemungutan uang liar, anak mereka yang gak bisa sekolah karena gak punya uang, dan lain-lain. Semuanya bikin aku terenyuh.

Eksistensi aplikasi LAPOR! merupakan sebuah oase ditengah-tengah birokrasi pengaduan yang masih belum baik di negeri ini. Dengan adanya penelitianku, aku berharap LAPOR! dapat terus meningkatkan kualitas sistem dan kinerjanya untuk kemudian dapat menjadi salah satu cara yang diandalkan warga negara Indonesia dalam menyampaikan aspirasinya :")

Mau data yang nida dapat nantinya dikit/banyak, nida sangat bersyukur pada Alloh yang telah memberi nikmat berupa perjalanan skripsi yang begitu indah ini. Semoga Alloh teruuus ngingetin nida untuk jadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain :")

Terus do'ain nida ya.... jangan lupa isi kuesionerku di bit.ly/skripsinida

Semangat juga untuk yang sedang berjuang skripsi.

, by Khoirunnida